Siwak..?
Advantages of the Miswaak:
1. Miswaak strengthens the gums and prevents tooth decay.
2. Miswaak assists in eliminating toothaches and prevents further increase of decay which has already set in.
3. Miswaak creates a fragrance in the mouth.
4. Miswaak is a cure for illness.
5. Miswaak eliminates bad odors and improves the sense of taste.
6. Miswaak sharpens the memory.
7. Miswaak is a cure for headaches.
8. Miswaak creates lustre (noor) on the face of the one who continually uses it.
9. Miswaak causes the teeth to glow.
10. Miswaak strengthens the eyesight.
11. Miswaak assists in digestion.
12. Miswaak clears the voice.
13. The greatest benefit of using miswaak is gaining the pleasure of Allah.
14. The reward of Salaah (Prayers) is multiplied 70 times if Miswaak was used before it.
Times when usage of Miswaak is Sunnah:
1. For the recitation of the Qur'an.
2. For the recitation of Hadith.
3. When the mouth emits and odor.
4. For the learning or teaching of virtues of Islaam.
5. For making Dhikrullah (Remebrance of Allah, meditation).
6. After entering ones home.
7. Before entering any good gathering.
8. When experiencing pangs of hunger and thirst.
9. After the signs of death are evident.
10. At the time of Sehri.
11. Before meals.
12. Before undertaking a journey.
13. On returning from a journey.
14. Before sleeping.
15. Upon awakening.
How long should a Miswaak be?
A Miswaak should not be longer than a "span" i.e. the maximum distance between the tips of the thumb and little finger, and it should not be thicker than a finger's breadth.
How should it be used?
A Miswaak should be held in such a manner that the small finger and thumb is below the miswaak and the remaining fingers on its upper side.
So, dear friends, do you see how easy it is to gain the pleasure of Allah SWT and also stay in good health?!
So... GET YOURS TODAY!
Keutamaan siwak
Termasuk sunnah yang paling sering dan yang paling senang dilakukan oleh Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah bersiwak. Siwak merupakan pekerjaan yang ringan namun memiliki faedah yang banyak baik bersifat keduniaan yaitu berupa kebersihan mulut, sehat dan putihnya gigi, menghilangkan bau mulut, dan lain-lain, maupun faedah-faedah yang bersifat akhirat, yaitu ittibaโ kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mendapatkan keridhoan dari Allah U. Sebagaimana sabda Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
Oleh karena itu Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam begitu
bersemangat melakukannya dan sangat ingin agar umatnya pun melakukan
sebagaimana yang dia lakukan, hingga beliau bersabda :
Atau ketika bangun malamโฆ
ุนููู ุญูุฐูููููุฉู ุจููู ุงููููู ูุงูู ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ููุงูู : ููุงูู ุฑูุณููููู ุงูููู ุฅูุฐูุง ููุงู ู ู ููู ุงูููููููู ููุดูููุณู ููุงูู ุจูุงูุณููููุงูู
Dari Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu 'anhu, dia berkata : โAdalah Rosulullah jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwakโ. (Hadits riwayat Bukhori)
Dan yang lebih menunjukan akan besarnya perhatian beliau dengan siwak yaitu bahwasanya diakhir hayat beliau, beliau masih menyempatkan diri untuk bersiwak sebagaimana dalam hadits โAisyah :
ุนููู ุนูุงุฆูุดูุฉู ุฑูุถููู ุงูููู ุนูููููุง ููุงููุชู : ุฏูุฎููู ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุญูู ูู ุจููู ุฃูุจูู ุจูููุฑู ุงูุตููุฏููููู ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ุนูููู ุงููููุจูููู ูู ุฃูููุง ู ูุณูููุฏูุชููู ุฅููู ุตูุฏูุฑูู - ููู ูุนู ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุญูู ูู ุณูููุงูู ุฑูุทูุจู ููุณูุชูููู ุจููู โ ููุฃูุจูุฏูููู ุฑูุณููููู ุงูููู ุจูุตูุฑูููุ ููุฃูุฎูุฐูุชู ุงูุณููููุงูู ููููุถูู ูุชููู ููุทููููุจูุชูููุ ุซูู ูู ุฏูููุนูุชููู ุฅูููู ุงููููุจูููู ููุงุณูุชูููู ุจูููุ ููู ูุง ุฑูุฃูููุชู ุฑูุณููููู ุงูููู ุงุณูุชูููู ุงุณูุชูููุงููุง ุฃูุญูุณููู ู ููููู. ููู ูุง ุนูุฏูุง ุฃููู ููุฑูุบู ุฑูุณููููู ุงูููู ุฑูููุนู ููุฏููู ุฃููู ุฅูุตูุจูุนููู ุซูู ูู ููุงูู : (ููู ุงูุฑูููููููู ุงูุฃูุนูููู) ุซููุงูุชูุงุ ุซูู ูู ููุถููู ุนููููููู
ูู ููู ููููุธู: ููุฑูุฃูููุชููู ููููุธูุฑู ุฅูููููููุ ูู ุนูุฑูููุชู ุฃูููููู ููุญูุจูู ุงูุณููููุงูู ููููููุชู ุขุฎูุฐููู ูููู ุ ููุฃูุดูุฑู ุจูุฑูุฃูุณููู : ุฃูู ููุนูู ู
Dari โAisyah berkata : Abdurrohman bin Abu Bakar As-Sidik menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersandar di dadaku. Abdurrohman membawa siwak yang basah yang dia gunakan untuk bersiwak. Dan Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memandang siwak tersebut (dengan pandangan yang lama). Maka aku pun lalu mengambil siwak itu dan menggigitnya (untuk dibersihkan-pent) lalu aku membaguskannya kemudian aku berikan siwak tersebut kepada Rosulullah, maka beliaupun bersiwak dengannya. Dan tidaklah pernah aku melihat Rosulullah bersiwak yang lebih baik dari itu. Dan setelah Rosulullah selesai dari bersiwak dia pun mengangkat tangannya atau jarinya lalu berkata :
ููู ุงูุฑูููููููู ุงูุฃูุนูููู
Beliau mengatakannya tiga kali. Kemudian beliau wafat.
Dalam riwayat lain โAisyah berkata :โAku melihat Rosulullah memandang siwak tersebut, maka akupun tahu bahwa beliau menyukainya, lalu aku berkata : โAku ambilkan siwak tersebut untuk engkau?โ Maka Rosulullah mengisyaratkan dengan kepalanya (mengangguk-pent) yaitu tanda setuju. (Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim)
Oleh karena itu berkata sebagian ulama : โTelah sepakat para ulama bahwasanya bersiwak adalah sunnah muakkadah karena anjuran Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan kesenantiasaan beliau melakukannya dan kecintaan beliau serta ajakan beliau kepada siwak tersebut.โ (fiqhul islami wa adillatuhu 1/300)
Definisi siwak
Siwak adalah nama untuk dahan atau akar pohon yang digunakan untuk bersiwak. Oleh karena itu semua dahan atau akar pohon apa saja boleh kita gunakan untuk bersiwak jika memenuhi persyaratannya, yaitu :
- Harus lembut, sehingga batang atau akar kayu yang keras tidak boleh digunakan untuk bersiwak karena bisa merusak gusi dan email gigi.
- Bisa membersihkan dan berserat serta bersifat basah, sehingga akar atau batang yang tidak ada seratnya tidak bisa digunakan untuk bersiwak
- Seratnya tersebut tidak berjatuhan ketika digunakan untuk bersiwak sehingga bisa mengotori mulut. (syarhul mumtiโ 1/118)
Bolehkah bersiwak menggunakan sikat gigi modern dan pasta gigi ?. Sebagian ulama berpendapat tidaklah dikatakan bersiwak dengan sikat gigi adalah sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena siwak berbeda dengan sikat gigi. Siwak memiliki banyak kelebihan dibandingkan sikat gigi. Namun pendapat yang benar bahwasanya jika tidak terdapat akar atau dahan pohon untuk bersiwak maka boleh kita bersiwak dengan menggunakan sikat gigi biasa karena illah (sebab) disyariatkannya siwak adalah untuk membersihkan gigi. Bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah besiwak dengan jarinya ketika berwudhu, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ali y bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
ุฃุฏูุฎููู ุฃุถุตูุจูุนููู ุนูููุฏู ุงููููุถูููุกู ูู ุญูุฑููููููุง
Beliau memasukkan jarinya (ke dalam mulutnya-pent) ketika berwudlu dan menggerak-gerakkannya. (Hadits riwayat Ahmad dalam musnadnya 1/158. Berkata Al-Hafizh dalam talkhis 1/70 setelah beliau membawakan hadits-hadits tentang siwak dengan jari yaitu dari hadits Anas y dan Aisyah dan selain keduanya :โDan hadits yang paling shohih tentang siwak dengan jari adalah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari hadits Ali bin Abi Tolib yโ.) (Syarhul mumtiโ 1/118-119)
Dan bersiwak dengan menggunakan akar atau dahan pohon adalah lebih baik dan lebih mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena memiliki faedah yang banyak dan bisa digunakan setiap saat serta bisa dibawa kemana-mana. Namun anehnya banyak kaum muslimin yang merasa tidak senang jika melihat orang yang bersiwak dengan akar atau dahan pohon, padahal tidak diragukan lagi akan kesunnahannya. Mereka memandang orang yang bersiwak dengan akar kayu dengan pandangan sinis atau pandangan mengejek. Apakah mereka membenci sunnah yang sering dilakukan dan dicintai oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahkan ketika akhir hayat beliau? Tidak cukup hanya dengan membenci, merekapun memberikan olok-olokan yang tidak layak sampai-sampai mereka mengatakan orang yang bersiwak adalah orang yang jorok.
Cara bersiwak
Hendaklah bersiwak dengan menggosok bagian kanan gigi, setelah itu bagian yang kiri. Hal ini sesuai dengan hadits โAisyah :
Advantages of the Miswaak:
1. Miswaak strengthens the gums and prevents tooth decay.
2. Miswaak assists in eliminating toothaches and prevents further increase of decay which has already set in.
3. Miswaak creates a fragrance in the mouth.
4. Miswaak is a cure for illness.
5. Miswaak eliminates bad odors and improves the sense of taste.
6. Miswaak sharpens the memory.
7. Miswaak is a cure for headaches.
8. Miswaak creates lustre (noor) on the face of the one who continually uses it.
9. Miswaak causes the teeth to glow.
10. Miswaak strengthens the eyesight.
11. Miswaak assists in digestion.
12. Miswaak clears the voice.
13. The greatest benefit of using miswaak is gaining the pleasure of Allah.
14. The reward of Salaah (Prayers) is multiplied 70 times if Miswaak was used before it.
Times when usage of Miswaak is Sunnah:
1. For the recitation of the Qur'an.
2. For the recitation of Hadith.
3. When the mouth emits and odor.
4. For the learning or teaching of virtues of Islaam.
5. For making Dhikrullah (Remebrance of Allah, meditation).
6. After entering ones home.
7. Before entering any good gathering.
8. When experiencing pangs of hunger and thirst.
9. After the signs of death are evident.
10. At the time of Sehri.
11. Before meals.
12. Before undertaking a journey.
13. On returning from a journey.
14. Before sleeping.
15. Upon awakening.
How long should a Miswaak be?
A Miswaak should not be longer than a "span" i.e. the maximum distance between the tips of the thumb and little finger, and it should not be thicker than a finger's breadth.
How should it be used?
A Miswaak should be held in such a manner that the small finger and thumb is below the miswaak and the remaining fingers on its upper side.
So, dear friends, do you see how easy it is to gain the pleasure of Allah SWT and also stay in good health?!
So... GET YOURS TODAY!
Keutamaan siwak
Termasuk sunnah yang paling sering dan yang paling senang dilakukan oleh Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah bersiwak. Siwak merupakan pekerjaan yang ringan namun memiliki faedah yang banyak baik bersifat keduniaan yaitu berupa kebersihan mulut, sehat dan putihnya gigi, menghilangkan bau mulut, dan lain-lain, maupun faedah-faedah yang bersifat akhirat, yaitu ittibaโ kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mendapatkan keridhoan dari Allah U. Sebagaimana sabda Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
ุงูุณููููุงูู ู
ูุทูููุฑูุฉู ููููููู
ูู ู
ูุฑูุถูุงุฉู ูููุฑููุจูู (ุฑูุงู ุฃุญู
ุฏ)
โSiwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhoan bagi Robโ. (Hadits shohih riwayat Ahmad, irwaul golil no 66). (Syarhul mumtiโ 1/120 dan taisir โalam 1/62)
โSiwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhoan bagi Robโ. (Hadits shohih riwayat Ahmad, irwaul golil no 66). (Syarhul mumtiโ 1/120 dan taisir โalam 1/62)
ูููููุงู ุฃููู ุฃูุดูููู ุนูููู ุฃูู
ููุชูู ููุฃูู
ูุฑูุชูููู
ู ุจุงููุณููููุงูู ุนูููุฏู ููููู ููุถูููุกู
โKalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu. (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim, irwaul golil no 70)
ูููููุงู ุฃููู ุฃูุดูููู ุนูููู ุฃูู ููุชูู ููุฃูู ูุฑูุชูููู ู ุจุงููุณููููุงูู ุนูููุฏู ููููู ุตูููุงูุฉู
โKalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholatโ. (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim, irwaul golil no 70)
โKalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu. (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim, irwaul golil no 70)
ูููููุงู ุฃููู ุฃูุดูููู ุนูููู ุฃูู ููุชูู ููุฃูู ูุฑูุชูููู ู ุจุงููุณููููุงูู ุนูููุฏู ููููู ุตูููุงูุฉู
โKalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholatโ. (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim, irwaul golil no 70)
Ibnu Daqiqil โIed menjelaskan sebab
sangat dianjurkannya bersiwak ketika akan sholat, beliau berkata:
โRahasianya yaitu bahwasanya kita diperintahkan agar dalam setiap
keadaan ketika bertaqorrub kepada Allah, kita senantiasa dalam keadaan
yang sempurna dan dalam keadaan bersih untuk menampakkan mulianya
ibadahโ. Dikatakan bahwa perkara ini (bersiwak ketika akan sholat)
berhubungan dengan malaikat karena mereka terganggu dengan bau yang
tidak enak. Berkata Imam As-Shonโani : โDan tidaklah jauh (jika
dikatakan) bahwasanya rahasianya adalah digabungkannya dua perkara yang
telah disebutkan (di atas) sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim dari hadits Jabir radhiyallahu 'anhu:
ู
ููู ุฃููููู ุงูุซููููู
ู ุฃููู ุงููุจูุตูุงูู
ุฃููู ุงููููุฑููุงุซู ูููุงู ููููุฑูุจูููู ู
ูุณูุฌูุฏูููุง ูุฅูุฅูููู ุงููู
ููุงูุฆูููุฉู
ุชูุชูุฃูุฐููู ู
ูู
ููุง ููุชูุฃูุฐููู ุจููู ุจููููู ุขุฏูู
ู
โBarang siapa yang makan bawang putih atau bawang merah atau bawang bakung maka janganlah dia mendekati masjid kami. Sesungguhnya malaikat terganggu dengan apa-apa yang bani Adam tergaanggu dengannyaโ (Taisir โalam 1/63)
โBarang siapa yang makan bawang putih atau bawang merah atau bawang bakung maka janganlah dia mendekati masjid kami. Sesungguhnya malaikat terganggu dengan apa-apa yang bani Adam tergaanggu dengannyaโ (Taisir โalam 1/63)
Dan ternyata Rosulullah shallallahu
'alaihi wa sallam tidak hanya bersiwak ketika akan sholat saja, bahkan
beliau juga bersiwak dalam berbagai keadaan. Diantaranya,
ketika dia masuk kedalam rumahโฆ
ุฑูููู ุดูุฑูููุญู ุจููู ููุงููุฆู ููุงูู :
ุณูุฃูููุชู ุนูุงุฆูุดูุฉู ุฑูุถููู ุงูููู ุนูููููุง ุจูุฃูููู ุดูููุกู ููุจูุฏูุฃู
ุงููููุจูููู ุฅูุฐูุง ุฏูุฎููู ุจูููุชููู ุ ููุงููุชู : ุจูุงูุณููููุงูู (ุฑูุงู ู
ุณูู
)
Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata :โAku bertanya kepada โAisyah : โApa yang dilakukan pertama kali oleh Rasulullah jika dia memasuki rumahnya ?โ Beliau menjawab :โBersiwakโ. (Hadits riwayat Muslim, Irwaul Golil no. 72)
Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata :โAku bertanya kepada โAisyah : โApa yang dilakukan pertama kali oleh Rasulullah jika dia memasuki rumahnya ?โ Beliau menjawab :โBersiwakโ. (Hadits riwayat Muslim, Irwaul Golil no. 72)
Atau ketika bangun malamโฆ
ุนููู ุญูุฐูููููุฉู ุจููู ุงููููู ูุงูู ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ููุงูู : ููุงูู ุฑูุณููููู ุงูููู ุฅูุฐูุง ููุงู ู ู ููู ุงูููููููู ููุดูููุณู ููุงูู ุจูุงูุณููููุงูู
Dari Hudzaifah ibnul Yaman radhiyallahu 'anhu, dia berkata : โAdalah Rosulullah jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwakโ. (Hadits riwayat Bukhori)
Bahkan dalam setiap keadaan pun boleh
bagi kita untuk bersiwak. Sesuai dengan hadits di atas (ุงูุณููููุงูู
ู
ูุทูููุฑูุฉู ููููููู
ูู ู
ูุฑูุถูุงุฉู ูููุฑููุจูู). Dalam hadits ini Rosulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam memutlakkannya dan tidak mengkhususkannya
pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu siwak boleh dilakukan setiap
waktu (Syarhul mumtiโ 1/120, fiqhul islami wa adillatuhu 1/300),
sehingga tidak disyaratkan hanya bersiwak ketika mulut dalam keadaan
kotor (Syarhul mumtiโ 1/125).
Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat bersemangat ketika bersiwak, sehingga sampai keluar bunyi dari mulut beliau seakan-akan beliau muntah
Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sangat bersemangat ketika bersiwak, sehingga sampai keluar bunyi dari mulut beliau seakan-akan beliau muntah
ุนููู ุฃูุจูู ู
ูููุณูู ุงูููุฃูุดูุนูุฑูู ุฑูุถููู
ุงูููู ุนููููู ููุงูู : ุฃูุชูููุชู ุงููููุจูููู ูููููู ููุณูุชูุงูู ุจูุณูููุงูู
ุฑูุทูุจู ููุงูู ููุทูุฑููู ุงูุณููููุงูู ุนูููู ููุณูุงูููู ูููููู ูููููููู ุฃูุนู
ุฃูุนู ููุงูุณููููุงูู ูููู ูููููู ููุฃูููููู ููุชููููููุนู
Dari Abu Musa Al-Asyโari y berkata : "Aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan dia sedang bersiwak dengan siwak yang basah. Dan ujung siwak pada lidahnya dan dia sambil berkata โUh- uhโ. Dan siwak berada pada mulutnya seakan-akan beliau muntah". (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim)
Dari Abu Musa Al-Asyโari y berkata : "Aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan dia sedang bersiwak dengan siwak yang basah. Dan ujung siwak pada lidahnya dan dia sambil berkata โUh- uhโ. Dan siwak berada pada mulutnya seakan-akan beliau muntah". (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim)
Dan yang lebih menunjukan akan besarnya perhatian beliau dengan siwak yaitu bahwasanya diakhir hayat beliau, beliau masih menyempatkan diri untuk bersiwak sebagaimana dalam hadits โAisyah :
ุนููู ุนูุงุฆูุดูุฉู ุฑูุถููู ุงูููู ุนูููููุง ููุงููุชู : ุฏูุฎููู ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุญูู ูู ุจููู ุฃูุจูู ุจูููุฑู ุงูุตููุฏููููู ุฑูุถููู ุงูููู ุนููููู ุนูููู ุงููููุจูููู ูู ุฃูููุง ู ูุณูููุฏูุชููู ุฅููู ุตูุฏูุฑูู - ููู ูุนู ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุญูู ูู ุณูููุงูู ุฑูุทูุจู ููุณูุชูููู ุจููู โ ููุฃูุจูุฏูููู ุฑูุณููููู ุงูููู ุจูุตูุฑูููุ ููุฃูุฎูุฐูุชู ุงูุณููููุงูู ููููุถูู ูุชููู ููุทููููุจูุชูููุ ุซูู ูู ุฏูููุนูุชููู ุฅูููู ุงููููุจูููู ููุงุณูุชูููู ุจูููุ ููู ูุง ุฑูุฃูููุชู ุฑูุณููููู ุงูููู ุงุณูุชูููู ุงุณูุชูููุงููุง ุฃูุญูุณููู ู ููููู. ููู ูุง ุนูุฏูุง ุฃููู ููุฑูุบู ุฑูุณููููู ุงูููู ุฑูููุนู ููุฏููู ุฃููู ุฅูุตูุจูุนููู ุซูู ูู ููุงูู : (ููู ุงูุฑูููููููู ุงูุฃูุนูููู) ุซููุงูุชูุงุ ุซูู ูู ููุถููู ุนููููููู
ูู ููู ููููุธู: ููุฑูุฃูููุชููู ููููุธูุฑู ุฅูููููููุ ูู ุนูุฑูููุชู ุฃูููููู ููุญูุจูู ุงูุณููููุงูู ููููููุชู ุขุฎูุฐููู ูููู ุ ููุฃูุดูุฑู ุจูุฑูุฃูุณููู : ุฃูู ููุนูู ู
Dari โAisyah berkata : Abdurrohman bin Abu Bakar As-Sidik menemui Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersandar di dadaku. Abdurrohman membawa siwak yang basah yang dia gunakan untuk bersiwak. Dan Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memandang siwak tersebut (dengan pandangan yang lama). Maka aku pun lalu mengambil siwak itu dan menggigitnya (untuk dibersihkan-pent) lalu aku membaguskannya kemudian aku berikan siwak tersebut kepada Rosulullah, maka beliaupun bersiwak dengannya. Dan tidaklah pernah aku melihat Rosulullah bersiwak yang lebih baik dari itu. Dan setelah Rosulullah selesai dari bersiwak dia pun mengangkat tangannya atau jarinya lalu berkata :
ููู ุงูุฑูููููููู ุงูุฃูุนูููู
Beliau mengatakannya tiga kali. Kemudian beliau wafat.
Dalam riwayat lain โAisyah berkata :โAku melihat Rosulullah memandang siwak tersebut, maka akupun tahu bahwa beliau menyukainya, lalu aku berkata : โAku ambilkan siwak tersebut untuk engkau?โ Maka Rosulullah mengisyaratkan dengan kepalanya (mengangguk-pent) yaitu tanda setuju. (Diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim)
Oleh karena itu berkata sebagian ulama : โTelah sepakat para ulama bahwasanya bersiwak adalah sunnah muakkadah karena anjuran Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan kesenantiasaan beliau melakukannya dan kecintaan beliau serta ajakan beliau kepada siwak tersebut.โ (fiqhul islami wa adillatuhu 1/300)
Definisi siwak
Siwak adalah nama untuk dahan atau akar pohon yang digunakan untuk bersiwak. Oleh karena itu semua dahan atau akar pohon apa saja boleh kita gunakan untuk bersiwak jika memenuhi persyaratannya, yaitu :
- Harus lembut, sehingga batang atau akar kayu yang keras tidak boleh digunakan untuk bersiwak karena bisa merusak gusi dan email gigi.
- Bisa membersihkan dan berserat serta bersifat basah, sehingga akar atau batang yang tidak ada seratnya tidak bisa digunakan untuk bersiwak
- Seratnya tersebut tidak berjatuhan ketika digunakan untuk bersiwak sehingga bisa mengotori mulut. (syarhul mumtiโ 1/118)
Bolehkah bersiwak menggunakan sikat gigi modern dan pasta gigi ?. Sebagian ulama berpendapat tidaklah dikatakan bersiwak dengan sikat gigi adalah sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena siwak berbeda dengan sikat gigi. Siwak memiliki banyak kelebihan dibandingkan sikat gigi. Namun pendapat yang benar bahwasanya jika tidak terdapat akar atau dahan pohon untuk bersiwak maka boleh kita bersiwak dengan menggunakan sikat gigi biasa karena illah (sebab) disyariatkannya siwak adalah untuk membersihkan gigi. Bahkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pernah besiwak dengan jarinya ketika berwudhu, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ali y bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
ุฃุฏูุฎููู ุฃุถุตูุจูุนููู ุนูููุฏู ุงููููุถูููุกู ูู ุญูุฑููููููุง
Beliau memasukkan jarinya (ke dalam mulutnya-pent) ketika berwudlu dan menggerak-gerakkannya. (Hadits riwayat Ahmad dalam musnadnya 1/158. Berkata Al-Hafizh dalam talkhis 1/70 setelah beliau membawakan hadits-hadits tentang siwak dengan jari yaitu dari hadits Anas y dan Aisyah dan selain keduanya :โDan hadits yang paling shohih tentang siwak dengan jari adalah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari hadits Ali bin Abi Tolib yโ.) (Syarhul mumtiโ 1/118-119)
Dan bersiwak dengan menggunakan akar atau dahan pohon adalah lebih baik dan lebih mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena memiliki faedah yang banyak dan bisa digunakan setiap saat serta bisa dibawa kemana-mana. Namun anehnya banyak kaum muslimin yang merasa tidak senang jika melihat orang yang bersiwak dengan akar atau dahan pohon, padahal tidak diragukan lagi akan kesunnahannya. Mereka memandang orang yang bersiwak dengan akar kayu dengan pandangan sinis atau pandangan mengejek. Apakah mereka membenci sunnah yang sering dilakukan dan dicintai oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bahkan ketika akhir hayat beliau? Tidak cukup hanya dengan membenci, merekapun memberikan olok-olokan yang tidak layak sampai-sampai mereka mengatakan orang yang bersiwak adalah orang yang jorok.
Cara bersiwak
Hendaklah bersiwak dengan menggosok bagian kanan gigi, setelah itu bagian yang kiri. Hal ini sesuai dengan hadits โAisyah :
ููุงูู ุฑูุณููููู ุงูููู ููุนูุฌูุจููู ุงูุชููููู
ูููู ูููู ุชูููุนูููููู ููุชูุฑูุฌูููููู ููุทูููููุฑููู ูููููู ุดูุงููููู ููููููู
โAdalah menyenangkan Rosulullah untuk memulai dengan yang kanan ketika memakai sendal, menyisir rambut, ketika bersuci, dan dalam semua keadaanโ.(Hadits riwayat Bukhori dan Muslim)
โAdalah menyenangkan Rosulullah untuk memulai dengan yang kanan ketika memakai sendal, menyisir rambut, ketika bersuci, dan dalam semua keadaanโ.(Hadits riwayat Bukhori dan Muslim)
Dan siwak termasuk dari bersuci.
Namun para ulama berselisih tentang mana yang lebih afdol, apakah memegang siwak dengan menggunakan tangan kanan atau dengan tangan kiri?.
Sebagian ulama berpendapat bahwa yang lebih afdol adalah dengan tangan kanan. Karena bersiwak adalah sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan sunnah adalah ketaatan kepada Allah U, dan ketaatan kepada Allah U tidak layak dilaksanakan dengan yang kiri.
Sebagian ulama yang lain (diantaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) menganggap yang lebih afdol adalah dengan tangan kiri. Karena bersiwak adalah termasuk membersihkan kotoran sebagaimana beristinjaโ dan beristijmar. Oleh karena itu lebih baik menggunakan tangan kiri.
Sebagian ulama yang lainnya (yaitu sebagian para ulama dari madzhab Maliki) memerinci. Jika niat bersiwak untuk membersihkan kotoran maka yang lebih afdol menggunakan tangan kiri, namun jika niatnya hanya sekedar melaksanakan sunnah (walaupun gigi dalam keadaan bersih-pent) seperti bersiwak ketika wudlu atau ketika akan sholat maka lebih baik menggunakan tangan kanan.
Namun tentang masalah ini perkaranya luas (bebas) karena tidak adanya dalil yang jelas yang menunjukan akan hal ini. (Syarhul mumtiโ 1/126-127)
Bolehkah seseorang yang berpuasa bersiwak ?
Tentang masalah ini juga terjadi khilaf diantara para ulamaโ.
Makruh menurut Syafiโiyah dan Hanabilah seseorang yang berpuasa bersiwak setelah waktu zawal (condongnya matahari) atau sejak masuk waktu sholat dhuhur hingga terbenam matahari. Dalil mereka :
- Hadits Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
Namun para ulama berselisih tentang mana yang lebih afdol, apakah memegang siwak dengan menggunakan tangan kanan atau dengan tangan kiri?.
Sebagian ulama berpendapat bahwa yang lebih afdol adalah dengan tangan kanan. Karena bersiwak adalah sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dan sunnah adalah ketaatan kepada Allah U, dan ketaatan kepada Allah U tidak layak dilaksanakan dengan yang kiri.
Sebagian ulama yang lain (diantaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) menganggap yang lebih afdol adalah dengan tangan kiri. Karena bersiwak adalah termasuk membersihkan kotoran sebagaimana beristinjaโ dan beristijmar. Oleh karena itu lebih baik menggunakan tangan kiri.
Sebagian ulama yang lainnya (yaitu sebagian para ulama dari madzhab Maliki) memerinci. Jika niat bersiwak untuk membersihkan kotoran maka yang lebih afdol menggunakan tangan kiri, namun jika niatnya hanya sekedar melaksanakan sunnah (walaupun gigi dalam keadaan bersih-pent) seperti bersiwak ketika wudlu atau ketika akan sholat maka lebih baik menggunakan tangan kanan.
Namun tentang masalah ini perkaranya luas (bebas) karena tidak adanya dalil yang jelas yang menunjukan akan hal ini. (Syarhul mumtiโ 1/126-127)
Bolehkah seseorang yang berpuasa bersiwak ?
Tentang masalah ini juga terjadi khilaf diantara para ulamaโ.
Makruh menurut Syafiโiyah dan Hanabilah seseorang yang berpuasa bersiwak setelah waktu zawal (condongnya matahari) atau sejak masuk waktu sholat dhuhur hingga terbenam matahari. Dalil mereka :
- Hadits Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
ุฅูุฐูุง ุตูู
ูุชูู
ู ููุงุณูุชูููููุง ุจูุงููุบูุฏูุงุฉู ูููุงู ุชูุณูุชูููููุง ุจูุงููุนูุดูููู
โJika kalian berpuasa maka bersiwaklah ketika pagi hari dan janganlah kalian bersiwak ketika sore hariโ (setelah zawal-pent). (Hadits riwayat Daruqutni dari hadits Ali bin Abi Tolib, namun sanadnya dhoโif lihat irwaul golil no 67)
โJika kalian berpuasa maka bersiwaklah ketika pagi hari dan janganlah kalian bersiwak ketika sore hariโ (setelah zawal-pent). (Hadits riwayat Daruqutni dari hadits Ali bin Abi Tolib, namun sanadnya dhoโif lihat irwaul golil no 67)
- Hadits Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
ููุฎููููููู ููู
ู ุงูุตููุงุฆูู
ู ุฃูุทูููุจู ุนูููุฏู ุงูููู ู
ููู ุฑูููุญู ุงููู
ูุณูู
โBau mulutnya orang yang berpuasa sungguh lebih baik di sisi Allah daripada bau misikโ. (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim)
โBau mulutnya orang yang berpuasa sungguh lebih baik di sisi Allah daripada bau misikโ. (Hadits riwayat Bukhori dan Muslim)
Dan bau mulut tersebut biasanya tidaklah
muncul kecuali pada sore hari. Dan bau tersebut muncul dari ketaatan
kepada Allah U, maka tidak selayaknya untuk dihilangkan sebagaimana
darahnya para syuhadaโ tidak boleh dihilangkan sehingga mereka
dikuburkan bersama darah-darah mereka dan tanpa dimandikan.
Dan tidak dimakruhkan sama sekali secara mutlak menurut Malikiah dan Hanafiah seseorang yang berpuasa untuk bersiwak kapan saja. Dan ini adalah pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Berkata Imam Syaukani :โYang benar disunnahkan orang yang berpuasa untuk bersiwak sejak awal siang hingga akhirnya (dari semenjak pagi sampai terbenam matahari โpent), dan inilah pendapat jumhur para imam.โ (fiqhul islami 1/302)
Dalilnya yaitu :
- Hadits-hadits yang menganjurkan untuk bersiwak itu bersifat umum baik bagi orang yang tidak berpuasa maupun yang berpuasa. Dan tidak ada satu dalilpun yang shohih yang mengkhususkan bahwa tidak dianjurkan bersiwak bagi orang yang berpuasa setelah dhuhur. Sedangkan hadits Ali y yang diriwayatkan oleh Imam Daruqutni, hadits tersebut dhoiโf maka tidak bisa dijadikan hujjah.
Syaikh Al-Albani berkata mengomentari hadits Ali yang dhoโif ini :โโฆDan jika engkau telah mengetahui lemahnya hadits ini maka tidak ada hujjah padanya (hadits ini tidak bisa dijadikan hujjah akan makruhnya bersiwak bagi orang yang berpuasa setelah zawal-pent). Lagi pula hadits ini bertentangan dengan dalil-dalil yang umum tentang disyariโatkannya siwak yang berlaku bagi orang yang berpuasa pada setiap waktu. Dan betapa baik apa yang telah diriwayatkan oleh At-Thobroni :
ุนููู ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุญูู ูู ุจููู ุบูููู ู ููุงูู : ุณูุฃูููุชู ู ูุนูุงุฐู ุจููู ุฌูุจููู : ุขุชูุณูููููู ููุฃูููุง ุตูุงุฆูู ู ุ ููุงูู : ููุนูู ู, ููููุชู : ุฃูููู ุงููููููุงุฑู ุ ููุงูู : ุบูุฏูููุฉู ุฃููู ุนูุดููููุฉู. ููููุชู : ุฅูููู ุงููููุงุณู ููููุฑููููููู ุนูุดููููุฉู ูู ูููููููููููู ุฅูููู ุฑูุณููู ุงูููู ููุงูู : ููุฎููููููู ููู ู ุงูุตููุงุฆูู ู ุฃูุทูููุจู ุนูููุฏู ุงูููู ู ููู ุฑูููุญู ุงููู ูุณูู ุ ููุงูู : ุณูุจูุญูุงูู ุงูููู ููููุฏู ุฃูู ูุฑูููู ู ุจูุงูุณููููุงูู, ูู ู ูุง ููุงูู ุจูุงูููุฐููู ููุฃูู ูุฑูููู ู ุฃููู ููููุชููููููุง ุฃูููููุงููููู ู ุนูู ูุฏูุง, ู ูุง ูููู ุฐูุงูููู ู ููู ุงููุฎูููุฑู ุดูููุกู ุจููู ูููููู ุดูุฑูู. ููุงูู ุงูุญูุงููุธู ูููู ุงูุชููููุฎูููุตู (ุต 113) : ุฅูุณูููุงุฏููู ุฌููููุฏู
Dari Abdurrahman bin gonim berkata : โAku bertanya kepada Muโadz bin Jabal radhiyallahu 'anhu: Apakah aku bersiwak padahal aku berpuasa?โ Beliau menjawab :โYaโ, Aku berkata : โDi siang hari kapan?โ, Beliau berkata :โDi waktu pagi dan soreโ. Aku berkata :โOrang-orang membenci (bersiwak) pada sore hari. Dan mereka berkata bahwa Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : โBau mulutnya orang yang berpuasa sungguh lebih baik di sisi Allah daripada bau misikโ. Beliau berkata ุณูุจูุญูุงูู ุงูููู Rosulullah sungguh telah memerintahkan mereka untuk bersiwak dan tidaklah layak (bagi mereka) atas apa yang mereka telah diperintahkan oleh Rosulullah, mereka sengaja membuat mulut mereka menjadi berbau busuk. Tidak ada pada perbuatan mereka itu kebaikan sedikitpun, bahkan kejelekan yang ada pada perbuatan mereka itu.โ Berkata Al-Hafiz dalam โTalkhisโ hal 113 : โSanadnya baikโ (Lihat irwaul golil hal 1/106)
- Hadits
Dan tidak dimakruhkan sama sekali secara mutlak menurut Malikiah dan Hanafiah seseorang yang berpuasa untuk bersiwak kapan saja. Dan ini adalah pilihan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Berkata Imam Syaukani :โYang benar disunnahkan orang yang berpuasa untuk bersiwak sejak awal siang hingga akhirnya (dari semenjak pagi sampai terbenam matahari โpent), dan inilah pendapat jumhur para imam.โ (fiqhul islami 1/302)
Dalilnya yaitu :
- Hadits-hadits yang menganjurkan untuk bersiwak itu bersifat umum baik bagi orang yang tidak berpuasa maupun yang berpuasa. Dan tidak ada satu dalilpun yang shohih yang mengkhususkan bahwa tidak dianjurkan bersiwak bagi orang yang berpuasa setelah dhuhur. Sedangkan hadits Ali y yang diriwayatkan oleh Imam Daruqutni, hadits tersebut dhoiโf maka tidak bisa dijadikan hujjah.
Syaikh Al-Albani berkata mengomentari hadits Ali yang dhoโif ini :โโฆDan jika engkau telah mengetahui lemahnya hadits ini maka tidak ada hujjah padanya (hadits ini tidak bisa dijadikan hujjah akan makruhnya bersiwak bagi orang yang berpuasa setelah zawal-pent). Lagi pula hadits ini bertentangan dengan dalil-dalil yang umum tentang disyariโatkannya siwak yang berlaku bagi orang yang berpuasa pada setiap waktu. Dan betapa baik apa yang telah diriwayatkan oleh At-Thobroni :
ุนููู ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุญูู ูู ุจููู ุบูููู ู ููุงูู : ุณูุฃูููุชู ู ูุนูุงุฐู ุจููู ุฌูุจููู : ุขุชูุณูููููู ููุฃูููุง ุตูุงุฆูู ู ุ ููุงูู : ููุนูู ู, ููููุชู : ุฃูููู ุงููููููุงุฑู ุ ููุงูู : ุบูุฏูููุฉู ุฃููู ุนูุดููููุฉู. ููููุชู : ุฅูููู ุงููููุงุณู ููููุฑููููููู ุนูุดููููุฉู ูู ูููููููููููู ุฅูููู ุฑูุณููู ุงูููู ููุงูู : ููุฎููููููู ููู ู ุงูุตููุงุฆูู ู ุฃูุทูููุจู ุนูููุฏู ุงูููู ู ููู ุฑูููุญู ุงููู ูุณูู ุ ููุงูู : ุณูุจูุญูุงูู ุงูููู ููููุฏู ุฃูู ูุฑูููู ู ุจูุงูุณููููุงูู, ูู ู ูุง ููุงูู ุจูุงูููุฐููู ููุฃูู ูุฑูููู ู ุฃููู ููููุชููููููุง ุฃูููููุงููููู ู ุนูู ูุฏูุง, ู ูุง ูููู ุฐูุงูููู ู ููู ุงููุฎูููุฑู ุดูููุกู ุจููู ูููููู ุดูุฑูู. ููุงูู ุงูุญูุงููุธู ูููู ุงูุชููููุฎูููุตู (ุต 113) : ุฅูุณูููุงุฏููู ุฌููููุฏู
Dari Abdurrahman bin gonim berkata : โAku bertanya kepada Muโadz bin Jabal radhiyallahu 'anhu: Apakah aku bersiwak padahal aku berpuasa?โ Beliau menjawab :โYaโ, Aku berkata : โDi siang hari kapan?โ, Beliau berkata :โDi waktu pagi dan soreโ. Aku berkata :โOrang-orang membenci (bersiwak) pada sore hari. Dan mereka berkata bahwa Rosulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : โBau mulutnya orang yang berpuasa sungguh lebih baik di sisi Allah daripada bau misikโ. Beliau berkata ุณูุจูุญูุงูู ุงูููู Rosulullah sungguh telah memerintahkan mereka untuk bersiwak dan tidaklah layak (bagi mereka) atas apa yang mereka telah diperintahkan oleh Rosulullah, mereka sengaja membuat mulut mereka menjadi berbau busuk. Tidak ada pada perbuatan mereka itu kebaikan sedikitpun, bahkan kejelekan yang ada pada perbuatan mereka itu.โ Berkata Al-Hafiz dalam โTalkhisโ hal 113 : โSanadnya baikโ (Lihat irwaul golil hal 1/106)
- Hadits
ููุงูู ุนูุงู
ูุฑู ุจููู ุฑูุจูููุนูุฉู : ุฑูุฃูููุชู ุฑูุณููููู ุงูููู ู
ูุง ูุงู ุฃูุญูุตูู ููุชูุณูููููู ูููููู ุตูุงุฆูู
ู
Berkata Amir bin Robiโah radhiyallahu 'anhu: Aku telah melihat Rosulullah apa yang tidak bisa aku menghitungnya yaitu beliau bersiwak dan beliau dalam keadaan berpuasa. (Hadits riwayat Abu Dawud).
Berkata Amir bin Robiโah radhiyallahu 'anhu: Aku telah melihat Rosulullah apa yang tidak bisa aku menghitungnya yaitu beliau bersiwak dan beliau dalam keadaan berpuasa. (Hadits riwayat Abu Dawud).
Namun hadits ini dhoโif dan tidak bisa dijadikan hujjah (lihat irwaul golil no 68).
- Sedangkan diqiaskannya bau mulut orang yang berpuasa dengan darah para syuhadaโ adalah qias yang salah. Karena โillah dari tidak dimandikannya para syuhadaโ adalah pada hari kiamat mereka akan dibangkitkan dalam keadaan luka-luka mereka berdarah dengan warna darah namun mengeluarkan bau misik. Hal ini berbeda dengan puasa, tidak ada dalil yang menunjukan bahwa orang yang berpuasa akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan mengeluarkan bau mulut yang tidak dibersihkan dengan bau yang harum.
- Adapun mengatakan bahwa bau mulut itu biasanya muncul pada waktu sore hari, ini tidaklah mutlaq. Bukankah terkadang bau itu muncul sebelum dhuhur, karena sebab munculnya bau ini adalah kosongnya lambung. Jika seseorang sahurnya terlalu cepat maka lambungnya akan kosong pada waktu pagi, sehingga di pagi hari mulutnya sudah bau. Seharusnya kalau โillah dari larangan bersiwak adalah bau mulut, maka kapan saja mulut itu bau maka tidak boleh bersiwak baik di siang hari maupun di pagi hari. Apalagi ada orang yang tidak memiliki bau mulut ketika berpuasa karena pencernaannya lambat atau karena yang lainnya (maka tentunya tidak mengapa baginya untuk bersiwak -pent). (lihat Syarhul mumtiโ 1/121-124)
Berkata Syaikh Ali Bassam : โTidak ada dalil pada hadits ini (yaitu hadits ููุฎููููููู ููู ู .... ). Sebab siwak tidaklah bisa menghilangkan bau yang timbul dari sumbernya yaitu dari lambung, berbeda dengan mulut yang bisa dibersihkan dengan siwakโ (Taudihul Ahkam 1/106)
Demikianlah sekilas mengenai siwak semoga bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
ููุงูููู ุฃูุนูููู ู ุจูุงูุตููููุงุจู
- Sedangkan diqiaskannya bau mulut orang yang berpuasa dengan darah para syuhadaโ adalah qias yang salah. Karena โillah dari tidak dimandikannya para syuhadaโ adalah pada hari kiamat mereka akan dibangkitkan dalam keadaan luka-luka mereka berdarah dengan warna darah namun mengeluarkan bau misik. Hal ini berbeda dengan puasa, tidak ada dalil yang menunjukan bahwa orang yang berpuasa akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan mengeluarkan bau mulut yang tidak dibersihkan dengan bau yang harum.
- Adapun mengatakan bahwa bau mulut itu biasanya muncul pada waktu sore hari, ini tidaklah mutlaq. Bukankah terkadang bau itu muncul sebelum dhuhur, karena sebab munculnya bau ini adalah kosongnya lambung. Jika seseorang sahurnya terlalu cepat maka lambungnya akan kosong pada waktu pagi, sehingga di pagi hari mulutnya sudah bau. Seharusnya kalau โillah dari larangan bersiwak adalah bau mulut, maka kapan saja mulut itu bau maka tidak boleh bersiwak baik di siang hari maupun di pagi hari. Apalagi ada orang yang tidak memiliki bau mulut ketika berpuasa karena pencernaannya lambat atau karena yang lainnya (maka tentunya tidak mengapa baginya untuk bersiwak -pent). (lihat Syarhul mumtiโ 1/121-124)
Berkata Syaikh Ali Bassam : โTidak ada dalil pada hadits ini (yaitu hadits ููุฎููููููู ููู ู .... ). Sebab siwak tidaklah bisa menghilangkan bau yang timbul dari sumbernya yaitu dari lambung, berbeda dengan mulut yang bisa dibersihkan dengan siwakโ (Taudihul Ahkam 1/106)
Demikianlah sekilas mengenai siwak semoga bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
ููุงูููู ุฃูุนูููู ู ุจูุงูุตููููุงุจู
Abu โAbdilmuhsin Firanda Andirja
Artikel: www.firanda.com
Marojiโ
1. Syarhul Mumtiโ โala zadil mustaqniโ jilid 1, karya Syaikh Muhammad Utsaimin
2. Irwaul Golil jilid 1, karya Syaikh Al-Albani
3. Taisirul โAlam jilid 1, Karya Syaikh Ali Bassam
4. Fiqhul Islami wa adillatuhu jilid 1, karya Doktor Wahbah Az-Zuhaili
5. Taudihul Ahkam jilid 1, karya Syaikh Ali Bassam
1. Syarhul Mumtiโ โala zadil mustaqniโ jilid 1, karya Syaikh Muhammad Utsaimin
2. Irwaul Golil jilid 1, karya Syaikh Al-Albani
3. Taisirul โAlam jilid 1, Karya Syaikh Ali Bassam
4. Fiqhul Islami wa adillatuhu jilid 1, karya Doktor Wahbah Az-Zuhaili
5. Taudihul Ahkam jilid 1, karya Syaikh Ali Bassam
Komentar
Posting Komentar
info dan pemesanan:
0857 2588 1971 / 081328161823